Rabu, 25 Maret 2009

Di batas Langkah

Senja terhuyung mengusung langkah
Menghampiri kaki langit, merebahkan nafas sisa
kebisuan terserak sekarat
Hanya tersisa sepi nan memenggal hari

Pandang mata sukmaku nan nanar
Menyeruak dinginnya kalbu bisu
Raga terpasung patahan asa
Meronta di ujung sedu waktu

Bila sayap angin ku genggam di tanganku
Kan kucengkraman nafas waktu
Dan bila cakrawala tak terpasung mataku
Ku kan mampu menyibak tabir fana senja

Namun
Aku hanya lelana nan mengusung langkah kaki rapuhku
Aku hanya pengembara padang saba,
Nan berjalan mengayunkan langkah bayangku
Adakah ujung waktu, ku kan hentikan jalanku.

Dengan nafas terpasung raga lelah
Kuberteriak padamu wahai sang waktu..
Adakah batas langit,
kukan sandarkan jiwaku
Aku lelah ............

Di batas waktu,
Ku ingin akhiri langkah
Aku lelah ......

Kamis, 19 Maret 2009

MANUSIA YANG MANUSIAWI

“..kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap akal budimu… kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

(Matius 22: 37, 39)

Dalam karyanya, “On Being a Christian” Hans kung mengungkap, “ Mengapa menjadi Kristen? Mengapa tidak berusaha sungguh manusiawi? Kesimpulannya: hanya orang Kristen sejati saja yang bisa menjadi sungguh manusiawi.” Tak pelak lagi bahwa sebenarnya kekristenan mengajar manusia menjadi manusia yang sejati, manusia yang manusiawi. Pendeknya: seorang Kristen sejati berarti seseorang yang manusiawi

Anda dan saya pasti bermufakat bahwa menyangkut hal “manusiawi,” mengarah telak pada kharakter khas yang dimiliki manusia: MORAL dan RASIONAL. Bebek ,macan dan grupnya tidak memiliki itu, makanya mereka bukan makhluk yang manusiawi, mereka adalah makhluk “binatangi.” Tapi toh nyatanya saudara sering mendengar si Parno mengumpat “Dasar tidak manusiawi….!!” Siapa yang diumpat kayak begitu? Yang jelas bukan bebeknya bang Dul kan?, tapi ternyata Si Dul sendiri yang berkelakuan kelewat batas. Itu apa artinya? Artinya: banyak orang atau manusia yang berlaku tidak manusiawi: tidak bermoral cerah dan berpikiran salah kaprah. Toh… bukankah itu kenyataan dunia? YA..! Tetapi sebagai umat Kristiani kita harus bilang TIDAK untuk nimbrung!

Tunggu dulu..!!! Kalau begitu, harus bagaimana menjadi manusia yang manusiawi? Lho… kan udah dibilang dari tadi “Dengan menjadi Kristen yang sejati dong…! Yang belum dong … di sini (dong dlm bhs jawa: belum paham) adalah bagaimana menjadi Kristen yang sejati itu? Guru Agung kita, Tuhan Yesus Kristus, bertutur “..kasihilah Tuhan, Allah-mu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap akal budimu… kasihilah sesama-mu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37,39). Semua titah Allah kepada umat-Nya sebenarnya diringkas dalam dua hukum tersebut: Kasih kepada Allah dan kepada sesamanya.

Tentu.. hanya seorang kristiani yang mau mengasihi Allah dengan sungguhlah, yang akan memiliki moral cerah dan akalnya tidak salah kaprah, karena dicerahi oleh Allah. Hidup kita dikendalikan oleh kasih Allah, berlaku mencerminkan karakter Allah. Tidak berhenti di situ, kasih kepada Allah ternyata juga menuntut kita untuk mengasihi sesama kita, bahkan seperti diri kita sendiri. Saudara dan saya pasti tidak menolak untuk setuju bahwa kita mengasihi diri kita dengan begitu rupa (merawat, menghormati, mengagumi) karena kita mengakui bahwa diri kita adalah manusia, makhluk yang dicipta dan di install dengan karakter Moral dan rasional yang lua biasa. Bila kita menyadari dan memperlakukan orang lain seperti itu, maka sudah tidak ada lagi tindakan penghancuran terhadap sesama, mengeksploitasi orang sewenang-wenang, dan seambrek kelakuan yang tidak bermoral lain. Bila bang Dul mau menerapkan kedua hukum tersebut, pastilah dia tidak akan menganiaya anak istrinya lagi, memeras mas parno yang berhutang padanya, dan merendahkan para tetangganya…!!

Mengaku sebgai umat Kristiani berarti kita mencerminkan manusia yang manusiawi. Lalu….. apakah saya dan anda sudah berlaku dan bertindak sebagai Kristen yang sejati dan bermanusiawi….???

Rabu, 18 Maret 2009

Menunggu Pagi


Fajar yang memenggal langit hening
Usai dikubur senja tadi
Panas hari nan mencakar wajah bumi pun
Kini telah pupus, memudar hilang
Tanpa jejak, namun hanya bekas nan tersisa
Bekas-bekas perjalanan waktu
Dalam kelamnya malam ini


Sepenggal kisah, kembali tersandar di ujung perenungan
Entah dengan apa kan kututurkan
Tidak ada kata yang kupunya
Hanya keheningan nan terpaut kebisuan mata
Malam ini tidak ada kata demi kata yang dijajar
Hanya penggalan hari
Hanya aku dan penghujung waktu


Apakah diriku telah memahat waktu?
Apakah barisan arti telah kutinggalkan tadi?
Ataukah hanya puing-puing yang coba kusatukan,
Namun tak usai


Apakah keheningan berseteru dengan waktu
Hingga malampun tak sanggup menyuarakan gejolak,
Haruskah kuberi jawab
Ataukah kembali kuberdiam di sudut malam,
Menunggu pagi
Menyuarakan suara jiwaku
Di sinikah, di ujung malam ini
Pagi kan datang menemui kebisuan waktu

Sabda Kalbu Bisu


Malam tersandar di ujung sudut waktu
Langit nan terdiam memaku sunyi dalam dingin
Hanya tersisa getaran angin sayu
Menunggu fajar di lorong malam


Raga lelah membungkus jiwa nan gentar
Memasung air mata dalam serak kata
Menikamkan patahan asa jiwa
Dalam relung kalbu senyap


Aku ingin berkata kepada senyapnya waktu
Dengan kebisuan kata
Aku ingin menyuarakan kebisuan
Dengan suara keheningan jiwa
Aku ingin menitip pahatan asa
Lewat rajutan hari sisaku

Namun di penghujung waktu kini
Aku hanya mampu meremukan debu-debu bisu
Nan tak berdaya tergilas hari
Aku hanya mampu menuntun bayangku
Yang menuntun diriku


Biarlah suara jiwa bergema
Memahatkan keluh hasrat bersatu
Walau langit hanya berdiam
Dan hanya ada kesunyian kalbu
Aku akan tetap bersabda
Menghadirkan kata jiwa nan lesu sedu


Senin, 16 Maret 2009

Memahat Waktu

Bila Tanganku
tak segera rapuh
Akan kupahat waktu
Dengan barisan kataku

Apabila Malam tak berhenti larut
Kuhempaskan tintaku
kan kujajar suara jiwa
Dalam Kanvas waktu

Sejengkal
Dan sebaris
Kata jiwaku
Jiwaku berkata
Untuk waktu

Rabu, 11 Maret 2009

caraka006

Selamat Datang

Hallo semua... Saya senang sekali hari ini sudah bisa memulai sebuah blog yang baru. Harapan saya adalah blog ini dapat menjadi berkat bagi lebih banyak orang di dunia maya ini. Kiraya Tuhan memberkati kita semua.

TONI

Dimana sebuah Jawaban

Merapatlah wahai malam…. Dan berhentilah melangkah bersamaku Hanya dalam sepi diriku dapat berkata Hanya dalam diam kata-kataku kan teruc...