Caraka
refleksi dan tuangan pemikiran dari Toni Irawan
Minggu, 14 Januari 2018
Senin, 15 Agustus 2011
Dimana sebuah Jawaban
Dan berhentilah melangkah bersamaku
Hanya dalam sepi diriku dapat berkata
Hanya dalam diam kata-kataku kan terucap
Selaksa langkah, kan berhenti
Di tapal jejak yang sama ku memulai
Bila banyang punya lelah
Mungkin kan berhenti bersama langkahku
Apa arti sebuah perjalanan?
Bukankah semuanya kan berhenti…
Namun kapan perhentian kan usai
Bila langkah lelah tak mampu capai ..
Sekali lagi.. hanya diam nan mampu menjawab
Menggiring langkah .. bersama langkah waktu
Jalanan masih sama… tergeletak rebah
Usang terinjak.. mendekap ingatan nan terlupakan
Merapatlah wahai malam…
Berhentilah bersamaku..
Di sini, di dalam kediaman seribu arti
Aku berdiri menunggu pagi…
Berdirilah bersamaku..
Mari mencari sebuah jawaban.. bersamaku..
Minggu, 10 April 2011
Titip pesan tuk Nyawa dan Jiwa,
Dari waktu dan fana
Bayangku, jiwaku, nyawaku
Bersatu dalam kebisuan
Berpadu tanpa rupa
Ragaku, nafasku, langkah ku
Berjalan merangsak menapak
Menghentikan sisa langkah
tak mampu kembalikan waktu
tak mampu sirnakan fana
tak mampu satukan bayangku, jiwaku dan nyawaku.
Bila bayang dapat gantikan raga lelah,
Kan ku teruskan langkah,
Bila jiwa tak terpasung nyawa,
Jalan fana kan terhenti
Tak ada sirnanya waktu, tak ada waktu sirna
Tak ada waktu
JIwaku berkatalah tanpa kata,aku tak dapat berkata
Nyawaku suarakan kebisuanmu,aku membisu bersammu
Bayangku bawalah langkahku, langkahku kan membawa langkahmu
Aku terdiam dalam kebisuan dan di batas langkah nan tanpa batas.
Bisahkah engkau mengerti dan dapatkah aku memahami
Dimana ku dapat memahami arti dan dimana engkau mengerti
Bertanyalah kepada bayang, jiwa dan nyawamu
Dan ku kan bertanya kepada bayang, jiwa dan nyawaku
Serahkan kepada fananya hidup
Disirnanya fana, waktu, bayang, jiwa dan nyawa kan bersatu
Dalam fananya waktu dan waktu nan tak terbatas
Kita bertemu bersama jiwa dan nyawa.
Tanpa lagi bayangan, tanpa harus hentikan waktu
Sabtu, 26 Maret 2011
Langkahku dan Malam
Aku membuntuti langkah malam
Bersama bayang diri yang tanpa raga
Dengan raga yang mencekram rindu sepi
Di jalan setapak , ujung lorong waktu nan tak berujung
Dalam sendiri jiwa
Dalam kediaman nayawa
Pada langkah yang kaku
Pada redup mata memaku
Gejolak bertarung dengan dada resah
Mendesak jiwaku sesah
Bantingkan diri dalam keterpakuan
Langkahku patah, hanya ada sisa asa nan tersisa
Ku ingin renggut sayapmu malam
Terbangkan diriku
Kuingin hentikan langkahmu malam
Kuingin berdiri hentikan jalanku dan jalanmu
Kuingin memaku dirmu dalam keterpakuanku
Kamis, 27 Agustus 2009
Setapak Jalan
Menghempaskan tatapan kebelakang,
menyimak guratan waktu nan tak terulang,,
bekas-bekas langkah diri masih terpahat di sana
tergeletak usang Dan akan kembali kupahat bersama langkah rapuhku
Jalan setapak hidup,
Dimana Catatan lusuh jiwaku tergeletak
Kau pungut dirku dalam fananya waktu
Dan Kau papah jalanku menyusuri jalanMU Tuhan
Memembagi harapan bagi jiwa nan lelah
Dengan kekuatan diri
Mampukah kulanjutkan langkahku?
Engkau dapat bertanyakan pada debu bisu,
“Di akan menjawabanya, TIDAK.”
Atau mungkin engkau kan mencoba bertutur dengan renungan malam sunyi,
“Hanya kediaman nan kau kan dapati,”
Hanya bantahan keraguan kan kau kegenggam di tanganmu
BIla mampu kutersukan Langkah, ini semua hanya anugerah
tangan-Mu nan tersembunyi dibalik kekuatan fajar,
dan rengkuhan nafas malamlah,
nan memapah jalanku melewati tebing terjal kehidupan
dan Menyeret raga lelah menyusuri jalan pengabdian
meneruskan langkah, menyuarakan sabda harapan bagi jiwa lelah
Mermbagikan seteguk air hidup, bagi mereka nan terpasung air mata sesah
Di atas lutut nan lusuh, ku bersujud
Dalam ucap serak nan terbalut bisunya air mata
Dan dengan kata-kata nan terpasung diam
Aku menghadapkanMu wahai sang penggenggam waktu
Di sana, di dalam bisu suara kalbu ku
Aku mempersembahkan pengabdian jiwaku
Ketika aku Hidup dan ketika nafasku terhempas
Aku kan berdiri disini, di jalan Mu Tuhan
Kamis, 30 April 2009
Sisa Langkah.....
Temaram menyusul langkah dingin malam,
Saat kebisuan merajut kata bersama kesunyian
Hanya hasutan penat jiwa nan bersemayam
Dalam jiwa nan terpasung dada resah.
Harapan bergelut bersama kata-kata
Bersama langkah waktu
Jiwa menapak memahat hari
Di sini...
Di batas malam kuingin berhenti
Tanggalkan jejak sesah
Rebahkan harapan lelah
Adakah batas bagi jiwa?
Adakah langkah akhir bagi hidup?
Adakah ujung jalan bagi langkah waktu?
Dan adakah Jeruji bagi hari?
Kenapa ku harus lanjutkan langkah
Bila tanpa akhir...
Mustikah kulanjutkan perjalanan jiwa
Mengembara bersama sayap angin
Menyeret hidup di jalan usang...
Ku berdiri menantang langit...
Ku berdiri di atas jejak usang...
Jejak waktu di atas debu.......
Jejak bisu
Dimana aku ingin hentikan langkah
Dimana aku tak mampu berhenti
Senin, 27 April 2009
Batas
Dimanakah ujung langit bersembunyi
Berada di tempat mana kaki bumi berpijak
Bila timur sebenarnya hanya barat
Dan ujung utara hanya membelakangi selatan sana
Dimanakah batas?
Dan dimana jeruji waktu dipasakkan?
Bukankah semua tanpa batas?
Siapa akan memaksa menghentikan langkah?
Siapa yang menentukan arah?
Dan menghentikan hari dengan langkah kita?
Tanpa jawab, usai di sini
Tak berhenti, namun tak segera berlalu
Hanya waktu yang simpan jawaban
Namun waktu selalu bisu
Dia hanya punya diam kelam
Jalan tanpa arah, ujung tanpa penghujung
Hanya debu sekarat yang terpaku langkah usai
Kemana raga lelah kan berhenti
Dan dimana jiwa sesah menyandarkan diri
Di relung dalam sana
Dalam ke dalaman raga jiwa bersembunyi
Lubuk batin nurani diri berdiam
Di sanalah tanpa akhir kata jiwa berkata
Di lubuk sana batas lenyap
Memandang jauh tanpa seutas batas
Di sana kan terjawab.
-
Batas Dimanakah ujung langit bersembunyi Berada di tempat mana kaki bumi berpijak Bila timur sebenarnya hanya barat Dan ujung utar...
-
MERAJUT ASA DITENGAH PUTUS ASA “ Orang yang benar akan akan hidup oleh percayanya” (Habakuk 2: 4) Coba s...